Anak-anak-belajar-program-komputer-sejak-dini-di-Hong-Kong

Anak-anak belajar program komputer sejak dini di Hong Kong

Anak-anak belajar program komputer sejak dini di Hong Kong – Di suatu Jumat siang yang sepi, sekelompok kecil anak-anak sekolah dasar membuka laptop dan, sambil berbincang dan bersenda gurau, terjun masuk ke dunia pemograman komputer.

Pada dasarnya anak-anak itu , ada yang mulai pada usia enam tahun, bertemu setiap minggu di pusat belajar privat ini di Hong Kong. http://nahjbayarea.com/

Mereka mengambil kursus program kode komputer yang tidak selalu tersedia di sekolah negeri di Hong Kong. Orang tua mereka rela membayar lebih untuk ilmu yang mereka harap akan bermanfaat di industry digital yang berlaju pesat.

Menjelang waktu satu setengah jam ke depan, mereka diajarkan cara membuat karakter-karakter untuk game sederhana, menggunakan perangkat lunak “drag and drop”.

“Ini adalah salah satu bentuk koding,” kata Michelle Sun pendiri sekolah pemrograman yang dinamakan First Code Academy.

“Dengan cara ini, mereka tidak harus banyak mengetik. Ini lebih mengikuti intuisi mereka agar bisa mempelajari konsep dan membangun dasar pengertian.”

Nanti mereka akan mulai belajar JavaScript, bahasa pemograman yang digunakan oleh banyak aplikasi internet.

Dia kadang-kadang kesusahan menarik perhatian murid-muridnya yang sering terpaku ke layar komputer.

Suasana ruang kelas berisik, riuh dan interaktif. Namun dia memiliki hubungan yang baik dengan anak-anak.

Sun, wanita berusia 28 tahun itu, lahir dan besar di Hong Kong dan menghadiri sekolah khusus perempuan yang elit. Dia meraih sukses dalam sistem pendidikan yang terkenal ketat dan kompetitif.

Dengan begitu terpengaruh dunia barat, setelah menempuh pendidikan lanjut di University of Chicago dan bekerja di California, AS, sebelum akhirnya pulang dan membuka sekolah koding.

“Ketika saya sedang tumbuh besar, hal yang terpenting adalah mempelajari ilmu baru dan memastikan kita mengertinya agar bisa lulus ujian. Namun di era informasi sekarang, peran pendidikan berbeda,” katanya.

Pengalamannya di Silicon Valley membuatnya sadar bahwa terdapat kesempatan yang makin banyak bagi mereka yang memiliki keterampilan koding, khususnya untuk perangkat seluler.

Dengan demikian estimasi Juniper Research, pasar global untuk aplikasi selular akan meningkat lebih dari dua kali lipat dari $47,7 milyar pada 2014 menjadi $99 milyar pada tahun 2019.

Asia, diperkuat kemajuan besar di Cina, diperkirakan akan mengambil lebih dari setengah pasar global itu.

Hong Kong sendiri merupakan salah satu kota yang paling ‘tersambung’. Menurut pemerintah lokal, 85% rumah di sana memiliki akses internet broadband, dan warganya rata-rata memiliki dua ponsel.

Namun sisten pendidikan di sana – yang dianggap sangat bagus oleh pengamat global – belum bisa menyesuaikan dengan perubahan pesat dalam era digital.

Pelajaran komputer sering diberikan, namun pemograman komputer tidak terlalu diperhatikan di ruang kelas, menurut para pengajar.

Kurikulum dari biro pendidikan yang mengharuskan kemelekkan komputer bagi murid-murid sekolah menengah terakhir diperbarui pada tahun 1999.

Kurikulum itu mengajarkan mata pelajaran pemograman dalam cara yang dianggap kuno oleh berbagai pihak.

Para siswa di First Code datang dari keluarga yang bisa membayar biaya antara HK$775 (Rp1,3 juta) hingga HK$1.300 (Rp2,2 juta) per semester yang berlangsung selama 12 minggu, tergantung usia sang murid.

Jumlah itu termasuk mahal bagi penduduk Hong Kong, yang pendapatan rata-rata per bulannya sebesar HK$3.000.

Untuk menjembatani kesenjangan digital itu, pemerintah lokal bertujuan membuat pemograman komputer sebagai mata pelajaran yang diharuskan bagi murid-murid 11 tahun ke atas.

“Apa yang ingin kami lakukan adalah memadukan koding sebagai pendidikan wajib untuk anak-anak sekolah menengah agar mereka siap menghadapi dunia digital masa depan,” kata Joey Lama, wakil pejabat informasi pemerintah.

Mereka menolak memberikan tanggal mulainya program itu, namun mengatakan akan terjadi dalam beberapa tahun ini.

Negara-negara lain di wilayah Asia Pasifik, termasuk Australia dan Singapura, juga merencanakan kapan dan bagaimana memasukkan pelajaran pemograman komputer dalam kurikulum pendidikan.

September lalu, sebuah kurikulum nasional baru dikeluarkan di Inggris, yang mengharuskan anak-anak berusia lima tahun ke atas diajarkan dasar-dasar pemograman.

Estonia telah memulai tren ini beberapa tahun lalu dengan memperkenalkan pemrograman kepada murid-murid sekolah dasar.

Negara Hong Kong, sekolah-sekolah swasta dan lembaga belajar seperti First Code mengisi kesenjangan itu.

Bagi anak-anak yang berkumpul setiap hari Jumat, mungkin mereka baru mempelajari permainan seluler untuk sementara, namun mereka pasti berada selangkah lebih maju di masa depan.

Share